Mitoni atau dikenal juga acara 7 bulanan

 

9 TAHAPAN Dalam Prosesi Acara 7 Bulanan.

Acara 7 bulanan atau upacara mitoni tentu lekat kaitannya dengan budaya masyarakat Jawa. Biasanya tradisi acara 7 bulanan ini dilakukan saat usia kehamilan menginjak 7 bulan dan biasanya khusus pada anak pertama.

Upacara mitoni atau acara 7 bulanan ini punya tujuan agar calon Ibu dan calon bayi mendapatkan keselamatan yang diharapkan sejak dalam kandungan hingga dewasa. Lebih luas lagi, upacara mitoni ini tentu dilakukan untuk melestarikan budaya nenek moyang agar selalu terjaga sekaligus mencirikan masyarakat Jawa.

Jika mencoba memahami artinya; Mitoni, dalam tradisi Jawa, adalah serangkaian upacara siklus hidup. Mitoni sendiri berasal dari kata ‘am’ dan ‘pitu’. ‘Am’ menunjukkan kata kerja, sementara ‘pitu’ berarti tujuh atau hitungan yang ke tujuh.

Selain membutuhkan banyak perlengkapan dan banyak tahapannya, acara 7 bulanan atau mitoni ini ternyata tidak bisa dilakukan sewaktu-waktu. Biasanya hari yang dipilih adalah Selasa (Senin siang hingga malam) atau di hari Sabtu (Jumat siang sampai malam).

Hukum Acara 7 Bulanan dalam Islam

Selain memiliki tujuan untuk mengharap keselamatan dan melestarikan budaya Jawa, acara 7 bulanan sesungguhnya menjadi momen syukuran. 

Secara Islam, sebenarnya tidak ada dalil atau anjuran yang menyebutkan secara langsung anjuran untuk melakukan acara 7 bulanan. Namun jika jika acara 7 bulanan ini juga dilengkapi dengan tasyakuran dan doa agar calon orang tua dan bayi mendapat keselamatan tentu bisa dilakukan.

Supaya lengkap secara budaya dan bagi Sahabat yang menganut agama Islam, acara 7 bulanan bisa diiringi dengan membaca Al-Quran, zikir bersama, menyantuni anak yatim, dan kegiatan positif lainnya.

Tahapan dan Prosesi Acara 7 Bulanan

Beralih pada teknisnya, berikut adalah sejumlah tahapan dan prosesi acara 7 bulanan atau upacara mitoni menurut budaya Jawa:

1. Sungkeman

Sungkeman menjadi tahapan pertama dalam acara 7 bulanan atau upacara mitoni. Tahapan ini dilakukan calon Ibu kepada calon Ayah. Kemudian lanjut keduanya melakukan sungkeman juga kepada kedua orang tuanya. Prosesi sungkeman memiliki arti memohon doa restu sehingga kehamilan lancar dan bayi di dalam kandungan sehat selalu.

2. Siraman

Siraman menjadi tahapan kedua dalam acara 7 bulanan. Prosesi ini dilakukan oleh calon Ibu dan menjadi simbol pembersihan diri baik fisik maupun jiwa. Sama seperti siraman pada calon pengantin, air siraman di acara 7 bulanan harus berasal dari 7 sumber.

.3. Pecah telur

Setelah siraman selesai, tahap ketiga dalam acara 7 bulanan yaitu pecah telur. Prosesi ini dilakukan oleh calon ayah dengan menggunakan sebutir telur ayam kampung yang ditempelkan dulu di dahi dan perut calon Ibu. Kemudian telur tersebut dipecahkan dengan tujuan agar nantinya persalinan berjalan lancar.

4. Memutus janur

Tahap selanjutnya dalam acara 7 bulanan yaitu janur yang diikatkan ke perut calon Ibu diputus oleh calon Ayah. Tujuannya masih sama; agar nantinya persalinan bisa berjalan dengan baik dan lancar.

5. Brojolan

Tahap selanjutnya dalam acara 7 bulanan adalah adanya kelapa gading muda yang sudah diukir gambar kamajaya dan Dewi Ratih. Tahapan brojolan ini bertujuan agar bayi dalam kandungan bisa lahir tanpa kesulitan.

6.Pecah kelapa

Nah tahapan pecah kelapa adalah lanjutan dari Brojolan. Proses dalam acara 7 bulanan ini dilakukan oleh calon ayah dengan membanting kedua kelapa di area siraman. Ini dilakukan untuk memperkirakan jenis kelamin calon bayi di dalam kandungan.

7. Mengganti busana dengan 7 jenis kain

Setelah sejumlah tahapan yang disebutkan sebelumnya, acara 7 bulanan dilanjutkan dengan upacara ganti busana oleh calon Ibu dengan 7 jenis kain yang melambangkan 7 bulan dan harapan untuk si Kecil. Jika dijabarkan sebagai berikut:

Sidomukti (kebahagiaan)

Sidoluhur (kemuliaan)

Semen Rama (untuk cinta kedua orang tua bertahan selamanya)

Udan Iris (untuk kehadiran si Kecil bisa menyenangkan bagi orang di sekitarnya)

Cakar Ayam (kemandirian)

Kain lurik bermotif lasem (kesederhanaan)

8. Menjual cendol dan rujak

Setelah berganti busana, acara 7 bulanan dilanjutkan oleh calon ayah dan calon ibu berjualan cendol dan/atau rujak. Uang yang digunakan adalah uang koin dari tanah liat. Calon ayah akan memayungi calon ibu saat berjualan.

9. Potong tumpeng

Sampai pada tahapan terakhir pada acara 7 bulanan. Yaitu dengan pemotongan tumpeng berisi nasi dengan enam tumpeng kecil di sekelilingnya. 

Itulah sejumlah informasi dan fakta mengenai acara 7 bulanan yang kerap dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Meski bisa dilakukan dengan sederhana, tentu Sahabat tetap memerlukan sejumlah biaya untuk menyiapkan sejumlah peralatan dan perlengkapan, atau mungkin menyewa sanggar dan MC untuk memandu acara dan syukuran ini. 

 

Komentar

Postingan Populer